Minggu, 29 September 2019

Operasi Aljabar

Kelas :VII E & VII F
Hari/tgl : Kamis, 03 Oktober 2019

Operasi bentuk aljabar.
1. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar hanya dapat dilakukan pada suku yang sejenis, dengan cara mengoperasikannya pada konstantanya.
contoh :

 -> tidak dapat dijumlahkan karena bukan suku yang sejenis
 bisa dituliskan sebagai x saja.
 -> bukan suku sejenis


2. Operasi perkalian
Ingat kembali bahwa pada operasi perkalian bilangan bulat terdapat sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan, yaitu a(b + c)= ab + ac , dan a(b – c) = ab – ac. Pada operasi perkalian bentuk aljabar sifat tersebut juga berlaku.


– Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar.
Untuk melakukan operasi perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar, dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan mengalikan konstanta tersebut dengan konstanta pada bentuk aljabar.
Contoh :





– perkalian antara dua bentuk aljabar.
Seperti pada perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar, dalam perkalian dua bentuk aljabar berlaku juga sifat distributif. Untuk suku yang sejenis, jika variabel dikalikan maka akan menjadi pangkat, misal , sedangkan konstanta dikalikan seperti biasa. Untuk suku yang tidak sejenis maka variabelnya akan dituliskan saja, dan konstanta dikalikan seperti biasa.
Perkalian satu suku dengan dua suku,




Perkalian antara dua suku,




Perkalian antara dua suku dengan tiga suku,




Contoh :



4. Operasi pembagian
Operasi pembagian pada bentuk aljabar dilakukan dengan cara membagi konstantanya seperti biasa, namun untuk variabelnya, dilihat dulu koefisien dari kedua variabel nya, kemudian bagi masing-masing variabelnya dengan koefisiennya.


Contoh :




Selasa, 24 September 2019

Gradien Garis

Kelas : VIII A
Hari/tgl : Jumat, 27 September 2019

Mungkin sebagian besar dari kita telah berkali-kali naik-turun tangga yang ada di rumah, sekolah, ataupun tempat lainnya. Bagaimana dengan kemiringan tangga yang pernah kamu naiki/turuni? Perhatikan gambar tangga berikut!




Kedua tangga di atas memiliki ketinggian yang sama, akan tetapi lebarnya berbeda. Tangga biru memiliki lebar yang lebih kecil daripada tangga kuning. Apabila kamu disuruh untuk menaiki salah satu tangga tersebut, tangga manakah yang akan kamu naiki? Mungkin jawaban dari pertanyaan ini berbeda-beda. Apabila kita ingin cepat mencapai puncak, tentunya kita akan memilih tangga yang berwarna biru. Sedangkan apabila kita ingin menghemat tenaga kita, tentunya kita akan memilih tangga yang berwarna orange.


Dari kedua tangga di atas, kemiringan adalah hal yang membedakannya. Tangga biru memiliki kemiringan yang lebih besar (lebih tegak) daripada tangga kuning. Begitu juga dengan tangga, ruas garis pada bidang koordinat juga memiliki kemiringan tertentu. Perhatikan contoh 3 ruas garis berikut.




Ruas garis AB melalui titik-titik A(3, 1) dan B(6, 2). Untuk menentukan kemiringan ruas garis AB, kita tentukan terlebih dahulu lebar, Δx, dan tingginya, Δy.




Kemiringan ruas garis AB dapat ditentukan dengan membagi Δy dengan Δx. Sehingga kemiringan ruas garis AB: Δyx = 3/3 = 1. Kemiringan dari ruas garis ini selanjutnya disebut gradien.


Gradien merupakan tingkat kemiringan ruas garis atapun garis. Gradien dapat ditentukan dengan membagi Δy dengan Δx.


Dari kesimpulan tersebut, kita juga dapat menentukan gradien dari ruas garis KL dan PQ. Gradien dari ruas garis KL adalah Δyx = (7 – 3)/(2 – 0) = 4/2 = 2. Sedangkan gradien dari ruas garis PQ adalah (5 – 6)/(3 – 1) = –1/2.


Setelah mengetahui gradien pada ruas garis yag melalui dua titik tertentu, sekarang mari kita lanjutkan pembahasan kita mengenai gradien pada garis yang memiliki persamaan tertentu.


Menghitung Gradien pada Persamaan Garis y = mx


Garis yang memiliki persamaan y = mx melalui titik asal, O(0, 0). Karena apabila kita substitusikan x = 0, maka kita dapatkan y = m(0) = 0. Untuk (xy) titik selain (0, 0) yang dilewati oleh garis y = mx, kita dapat menentukan gradien garis tersebut sebagai berikut.




Perhitungan di atas dapat membawa kita untuk mengetahui gradien dari y = mx. Apa yang dapat kita peroleh dari perhitungan di atas?


Gradien dari garis yang memiliki persamaan y = mx adalah m.


Sebagai contoh kita dapat menentukan gradien dari garis yang memiliki persamaan y = 3x dan –2x = 5y. Dengan jelas kita dapat menentukan gradien dari y = 3x adalah 3. Bagaimana dengan gradien garis –2x = 5y? Untuk menentukan gradien garis tersebut, kita ubah dulu persamaan garis tersebut menjadi bentuk y = mx.




Dari perhitungan tersebut kita dapat memperoleh bahwa gradien dari garis –2x = 5y adalah –2/5.


Menghitung Gradien pada Persamaan Garis y = mx + c dan ax + by + c = 0


Misalkan dua titik K(x1y1) dan L(x2y2) dilalui oleh garis y = mx + c. Maka y1 = mx1 + c dan y2 = mx2 + c. Sehingga gradien dari garis y = mx dapat ditentukan sebagai berikut.




Sehingga gradien garis yang memiliki persamaan garis y = mx + c adalah m, yaitu koefisien dari x. Bagaimana dengan gradien dari garis yang memiliki persamaan garis ax + by + c = 0?


Untuk menentukan gradien dari ax + by + c = 0, kita ubah dulu persamaan ax + by + c = 0 menjadi bentuk y = mx + c, seperti berikut.




Dari uraian di atas, ax + by + c = 0 dapat diubah menjadi y = –a/b x – c/b. Sehingga, gradien dari ax + by + c = 0 adalah –a/b.


Gradien dari garis y = mx + c adalah m, sedangkan gradien dari garis ax + by + c = 0 adalah –a/b.


Dari kesimpulan di atas, kita dapat menentukan gradien dari garis y = 2x – 5 dan 3x – 2y – c = 0. Gradien dari garis y = 2x – 5 adalah 2, sedangkan gradien dari 3x – 2y – c = 0 adalah –(3/–2) = 3/2.

http://yos3prens.wordpress.com

Senin, 23 September 2019

Pengenalan Bentuk Aljabar

Kelas : VIIE & VII F
Hari/tgl : Kamis, 26 September 2019

A. BENTUK ALJABAR dan UNSUR-UNSURNYA

Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR 

 1. Variabel, Konstanta, dan Faktor

Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.

Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a.

Pada bentuk aljabar di atas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi, faktor-faktor dari 5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku –6y adalah –6.

2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis

a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.

Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...

Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...

b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...

c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...

d) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...

Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.

Persamaan Garis Lurus

Kelas : VIII B
Hari/tgl : Selasa, 24 September 2019


Persamaan Garis Lurus


Ilustrasi:


“Sobat CFD-an disekitar bundaran HI dengan menggunakan sepeda dan mengayuhnya dengan kecepatan tetap. Setiap selang 10 detik sobat menempuh jarak 40 m. Setiap detik seobat menempuh jarak 4 m. Berapakah jarak yang akan berhasil ditempuh selama 30 menit?”

Perhitungan untuk menyelesaikan soal tersebut jika dibuat tabel dan digambarkan dalam koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Garis ini terbentuk oleh sebuah persamaan yang disebut dengan persamaan garis lurus


Tabel Jarak terhadapWaktu


WaktuJarak Tempuh
Sepeda1428312416520dan seterusnya


Tabel hubungan antara waktu dan jarak di atas jika diletakkan pada diagram cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Jadi fungsi atau persamaan yang menghubungkan antara waktu dengan jarak tempuh sobat merupakan suatu fungsi atau persamaan garis lurus.




“Jadi persamaan garis lurus adalah suatu persamaan yang apabila digambarkan ke dalam bidang koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus.”


Menggambar Persaman Garis Lurus pada Bidang Cartesius

Cara paling mudah menggambarkan persamaan garis lurus adalah dengan mencari nilai x dan nilai y secara acak. Biasanya menggunakan titik dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0. Sobat hanya memerlukan dua titik untuk menggambarkan sebuah persamaan garis lurus. Berikut contohnya:

Gambarlah garis dari persamaan x + 2y = 10

Sobat buat dulu tabel pembantu dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0 seperti berikut

Nilai xNilai y00

Kemudian lengkapi tabel di atas dengan memasukkan nilai x = 0 ( x + 2y = 10 → 0 + 2y = 10 → y = 5) dan untuk nilai y = 0 (x+2y = 10 → x + 2(0) = 10 → x = 10). Setelah dilengkapi tabelnya menjadi

Nilai xNilai y05100

Sekarang sobat telah mendapatkan dua buah titik yang bisa digunakan untuk menggambar garis dari persamaan tersebut.

Minggu, 22 September 2019

Pengenalan Aljabar

Kelas : VII E & VII G
Hari/tgl : Senin, 23 September 2019

A. BENTUK ALJABAR dan UNSUR-UNSURNYA

Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR 

 1. Variabel, Konstanta, dan Faktor

Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.

Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a.

Pada bentuk aljabar di atas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi, faktor-faktor dari 5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku –6y adalah –6.

2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis

a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.

Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...

Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...

b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...

c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...

d) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...

Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.

Persamaan Garis Lurus

Kelas : VIII C
Hari/tgl : Senin,23 September 2019

Persamaan Garis Lurus

Ilustasi:

“Sobat CFD-an disekitar bundaran HI dengan menggunakan sepeda dan mengayuhnya dengan kecepatan tetap. Setiap selang 10 detik sobat menempuh jarak 40 m. Setiap detik seobat menempuh jarak 4 m. Berapakah jarak yang akan berhasil ditempuh selama 30 menit?”


Perhitungan untuk menyelesaikan soal tersebut jika dibuat tabel dan digambarkan dalam koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Garis ini terbentuk oleh sebuah persamaan yang disebut dengan persamaan garis lurus

Tabel Jarak terhadapWaktu

WaktuJarak Tempuh
Sepeda1428312416520dan seterusnya

Tabel hubungan antara waktu dan jarak di atas jika diletakkan pada diagram cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Jadi fungsi atau persamaan yang menghubungkan antara waktu dengan jarak tempuh sobat merupakan suatu fungsi atau persamaan garis lurus.


“Jadi persamaan garis lurus adalah suatu persamaan yang apabila digambarkan ke dalam bidang koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus.”



Menggambar Persaman Garis Lurus pada Bidang Cartesius


Cara paling mudah menggambarkan persamaan garis lurus adalah dengan mencari nilai x dan nilai y secara acak. Biasanya menggunakan titik dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0. Sobat hanya memerlukan dua titik untuk menggambarkan sebuah persamaan garis lurus. Berikut contohnya:


Gambarlah garis dari persamaan x + 2y = 10


Sobat buat dulu tabel pembantu dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0 seperti berikut


Nilai xNilai y00


Kemudian lengkapi tabel di atas dengan memasukkan nilai x = 0 ( x + 2y = 10 → 0 + 2y = 10 → y = 5) dan untuk nilai y = 0 (x+2y = 10 → x + 2(0) = 10 → x = 10). Setelah dilengkapi tabelnya menjadi


Nilai xNilai y05100


Sekarang sobat telah mendapatkan dua buah titik yang bisa digunakan untuk menggambar garis dari persamaan tersebut.


Kamis, 19 September 2019

Persamaan Garis Lurus

Kelas : VIII A
Hari/tgl : Jumat,20 September 2019


Persamaan Garis Lurus


Ilustasi:


“Sobat CFD-an disekitar bundaran HI dengan menggunakan sepeda dan mengayuhnya dengan kecepatan tetap. Setiap selang 10 detik sobat menempuh jarak 40 m. Setiap detik seobat menempuh jarak 4 m. Berapakah jarak yang akan berhasil ditempuh selama 30 menit?”



Perhitungan untuk menyelesaikan soal tersebut jika dibuat tabel dan digambarkan dalam koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Garis ini terbentuk oleh sebuah persamaan yang disebut dengan persamaan garis lurus


Tabel Jarak terhadapWaktu


WaktuJarak Tempuh
Sepeda1428312416520dan seterusnya


Tabel hubungan antara waktu dan jarak di atas jika diletakkan pada diagram cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Jadi fungsi atau persamaan yang menghubungkan antara waktu dengan jarak tempuh sobat merupakan suatu fungsi atau persamaan garis lurus.




“Jadi persamaan garis lurus adalah suatu persamaan yang apabila digambarkan ke dalam bidang koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus.”


Menggambar Persaman Garis Lurus pada Bidang Cartesius

Cara paling mudah menggambarkan persamaan garis lurus adalah dengan mencari nilai x dan nilai y secara acak. Biasanya menggunakan titik dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0. Sobat hanya memerlukan dua titik untuk menggambarkan sebuah persamaan garis lurus. Berikut contohnya:

Gambarlah garis dari persamaan x + 2y = 10

Sobat buat dulu tabel pembantu dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0 seperti berikut

Nilai xNilai y00

Kemudian lengkapi tabel di atas dengan memasukkan nilai x = 0 ( x + 2y = 10 → 0 + 2y = 10 → y = 5) dan untuk nilai y = 0 (x+2y = 10 → x + 2(0) = 10 → x = 10). Setelah dilengkapi tabelnya menjadi

Nilai xNilai y05100

Sekarang sobat telah mendapatkan dua buah titik yang bisa digunakan untuk menggambar garis dari persamaan tersebut.

Rabu, 18 September 2019

Operasi Himpunan

Operasi Himpunan


Kelas : VII E & VII F


Hari/tgl : Kamis, 19 September 2019


1. Irisan Himpunan


Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya ada di himpunan A dan ada di himpunan B. Dengan kata lain yaitu himpunan yang anggotanya ada di kedua himpunan tersebut.


Contoh: A = {a, b, c, d, e} dan B = {b, c, f, g, h}


Pada kedua himpunan tersebut ada dua anggota yang sama yaitu b dan c. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa irisan himpunan A dan B adalah b dan c atau ditulis dengan:


A ∩ B = {b, c}


A ∩ B dibaca himpunan A irisan himpunan B. Dengan diagram Venn A ∩ B bisa dinyatakan seperti pada Gambar berikut ini.

daerah irisan A dan B


2. Gabungan Himpunan


A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Contohnya :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11}


3. Selisih

A Selisih B ditulis A-B = {x | x ∈ A atau x Ï B}
Contohnya :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A-B = {1, 4}

4. Komplemen himpunan

Komplemen A ditulis A1 atau Ac = {x | x ∈ S dan x Ï A}
Contohnya :
A= {1, 2, … , 5}
S = {biangan Asli kurang dari 10}
Ac = {6, 7, 8, 9}

Contoh Soal operasi himpunan

Jika Diketahui: A= {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 6, 7, 8}
C = {4, 5, 6, 7, 8}
Tentukanlah:
a. A ∩ B c. B ∩ C
b. A ∩ C d. A ∩ B ∩ C

Jawab :
a. A ∩ B = {2, 3} c. B ∩ C = {6, 7, 8}
b. A ∩ C = {4, 5} d. A ∩ B ∩ C = { }

Selasa, 17 September 2019

Persamaan Garis Lurus

Kelas : VIII A
Hari/tgl : Rabu, 18 September 2019

Persamaan Garis Lurus

Ilustasi:

“Sobat CFD-an disekitar bundaran HI dengan menggunakan sepeda dan mengayuhnya dengan kecepatan tetap. Setiap selang 10 detik sobat menempuh jarak 40 m. Setiap detik seobat menempuh jarak 4 m. Berapakah jarak yang akan berhasil ditempuh selama 30 menit?”


Perhitungan untuk menyelesaikan soal tersebut jika dibuat tabel dan digambarkan dalam koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Garis ini terbentuk oleh sebuah persamaan yang disebut dengan persamaan garis lurus

Tabel Jarak terhadapWaktu

WaktuJarak Tempuh
Sepeda1428312416520dan seterusnya

Tabel hubungan antara waktu dan jarak di atas jika diletakkan pada diagram cartesius akan membentuk sebuah garis lurus. Jadi fungsi atau persamaan yang menghubungkan antara waktu dengan jarak tempuh sobat merupakan suatu fungsi atau persamaan garis lurus.

“Jadi persamaan garis lurus adalah suatu persamaan yang apabila digambarkan ke dalam bidang koordinat cartesius akan membentuk sebuah garis lurus.”

Menggambar Persaman Garis Lurus pada Bidang Cartesius

Cara paling mudah menggambarkan persamaan garis lurus adalah dengan mencari nilai x dan nilai y secara acak. Biasanya menggunakan titik dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0. Sobat hanya memerlukan dua titik untuk menggambarkan sebuah persamaan garis lurus. Berikut contohnya:

Gambarlah garis dari persamaan x + 2y = 10

Sobat buat dulu tabel pembantu dengan nilai x = 0 dan nilai y = 0 seperti berikut

Nilai xNilai y
0
0

Kemudian lengkapi tabel di atas dengan memasukkan nilai x = 0 ( x + 2y = 10 → 0 + 2y = 10 → y = 5) dan untuk nilai y = 0 (x+2y = 10 → x + 2(0) = 10 → x = 10). Setelah dilengkapi tabelnya menjadi

Nilai xNilai y
05
100

Sekarang sobat telah mendapatkan dua buah titik yang bisa digunakan untuk menggambar garis dari persamaan tersebut.

Minggu, 15 September 2019

OPERASI HIMPUNAN

Operasi Himpunan

Kelas : VIIE & VIIG

Hari/tgl : Senin, 16 September 2019


1. Irisan Himpunan


Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya ada di himpunan A dan ada di himpunan B. Dengan kata lain yaitu himpunan yang anggotanya ada di kedua himpunan tersebut.


Contoh: A = {a, b, c, d, e} dan B = {b, c, f, g, h}


Pada kedua himpunan tersebut ada dua anggota yang sama yaitu b dan c. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa irisan himpunan A dan B adalah b dan c atau ditulis dengan:


A ∩ B = {b, c}


A ∩ B dibaca himpunan A irisan himpunan B. Dengan diagram Venn A ∩ B bisa dinyatakan seperti pada Gambar berikut ini.


daerah irisan A dan B

2. Gabungan Himpunan


A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Contohnya :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11}

3. Selisih

A Selisih B ditulis A-B = {x | x ∈ A atau x Ï B}
Contohnya :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A-B = {1, 4}

4. Komplemen himpunan

Komplemen A ditulis A1 atau Ac = {x | x ∈ S dan x Ï A}
Contohnya :
A= {1, 2, … , 5}
S = {biangan Asli kurang dari 10}
Ac = {6, 7, 8, 9}

Contoh Soal operasi himpunan

Jika Diketahui: A= {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 6, 7, 8}
C = {4, 5, 6, 7, 8}
Tentukanlah:
a. A ∩ B c. B ∩ C
b. A ∩ C d. A ∩ B ∩ C

Jawab :
a. A ∩ B = {2, 3} c. B ∩ C = {6, 7, 8}
b. A ∩ C = {4, 5} d. A ∩ B ∩ C = { }

Kamis, 12 September 2019

Karakteristik Fungsi

Karakteristik Fungsi

Kelas : VIIIA

Hari/Tgl : Jumat, 13 September 2019

Pengertian Fungsi: Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau pemetaan jika dan hanya jika setiap anggota himpunan A berpasangan dengan tepat satu anggota himpunan B.


Suatu fungsi atau pemetaan dapat disajikan dalam bentuk himpunan pasangan terurut, rumus, diagram panah, atau diagram cartesius. Fungsi f yang memetakan himpunan A ke himpunan B ditulis dengan notasi:



Dengan:

A disebut domain (daerah asal) dinotasikan 


B disebut Kodomain (daerah kawan) dinotasikan 


 disebut range (daerah hasil), dinotasikan dengan 


Sebagai contoh:


Contoh 1Contoh 2Contoh 3   Bukan fungsi karena terdapat anggota di A yang tidak dihubungkan dengan anggota di BBukan fungsi karena terdapat anggota di A yang dihubungkan lebih dari satu dengan anggota di BMeupakan fungsi karena setiap anggota di A tapat dihubungkan dengan satu anggota di B


Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Turunan Fungsi Aljabar & Trigonometri
Persamaan Garis Lurus


Sifat-sifat Fungsi

Fungsi surjektif


Pada fungsi , jika setiap elemen di B mempunyai pasangan di A atau , atau setiap  terdapat  sedemikian sehingga . Contoh:




Fungsi Into


Pada fungsi , jika terdapat elemen di B yang tidak mempunyai pasangan di A.


Contoh:




Fungsi Injektif


Pada fungsi , jika setiap elemen di B mempunyai pasangan tepat satu elemen dari A.


Contoh:




Fungsi Bijektif


Jika fungsi  merupakan fungsi surjektif sekaligus fungsi injektif.


Contoh:




https://www.studiobelajar.com/relasi-fungsi-komposisi-invers/

POSTES KELILING DAN LUAS SEGIEMPAT

Selasa & Kamis, 4 & 6 Mei 2021 POSTES KELILING DAN LUAS SEGIEMPAT Guru                : Fara Dibah, S.Pd Mapel             : Matemat...